Sabtu, 09 Januari 2016

Waktu


Waktu
Begitu cepat ia berlalu
Tak mau ia menungggu
Begitu cepat ia melaju
Seakan ia terburu-buru

Waktu
Membuat semuanya cepat berganti
Tak kenal yang namnya berhenti
Tak sekejap pun ia menanti
 Seakan semuanya sudah pasti

Waktu
Orang rajin sukses dibuatnya
Orang malas gagal diberikannya
Tuhan memberikan waktu sama
Bagi setiap orang yang diciptakannya

Pakailah waktu untuk hal hal mulia
Jangan biarkan waktu menjadi sia sia

Meraih Masa Depan

Hari hari kian berlaju
Meninggalkan hari berlalu
Sejuta harapan di depan mataku
Semua menghiasai langkah hidupku

Kan kuraih mimpi mimpiku
Kan kudekap cita-citaku
Tak ku lepas angan anganku
Kan kupegang harapanku

Kan ku perjuangkan segenap hidupku
Kan ku korbankan demi cita citaku
Semua pasti kan menjadi milikku
Karna ku tahu Tuhan bersamaku


Aksara Korea Hangul


Sejarah Hangul
Pada awalnya bangsa Korea menggunakan aksara Cina untuk menulis bahasa Korea. Akan tetapi bangsa Korea cukup mengalami kesulitan dalam penggunaan aksara Cina ini, karena sangat berbeda dengan bahasa Korea. Selain itu dalam 1 aksara cina memiliki beberapa lafal dan arti yang berbeda, hal ini juga menjadi salah satu faktor penghambat bangsa Korea dalam penggunaan aksara Cina.

Penyebaran Hangul
Kaum perempuan sangat berjasa dalam penyebaran hangul karena pada masa itu banyak para penulis dan novelis yang menggunakan aksara hangul untuk membuat karyanya. Selain kaum perempuan, agama Buddha juga berperan penting dalam penyebaran hangul. Walaupun pada masa kerajaan Joseon agama Konfusian masih sangat kental tapi banyak teks peninggalan agama Buddha yang menggunakan hangul.

Perayaan Hari Hangul
    Perayaan huruf hangul yang merupakan aksara Korea yang dibuat oleh Raja Sejong ini jatuh pada tanggal 9 Oktober. Hangul yang dibuat pada tahun 1443 (1444 pada penanggalan modern) ini ditujukan agar para masyarakat Korea pada masa dinasti Joseon ini lebih mudah dalam mempelajari huruf Korea. Selain hangul, masyarakat Korea juga masih menggunakan hanja dalam penulisan berbagai kata dalam bahasa Korea.

    Pada hari perayaan hangul, masyarakat Korea mendapatkan hari libu, pada tahun 1991 asosiasi pemerintah Korea belum melegalkan hari hangul sebagai libur nasional, tapi Karena desakkan dari perusahaan perusahaan, pemerintah menetapkan hari hangul sebgai hari libur nasional yang legal di tahun 2013.

Makanan Korea yang Mirip Dengan Makanan Indonesia




    Demam K-pop yang sedang menjalar di Indonesia membuat masyarakat Indonesia juga mempelajari dan mencari tentang budaya dan kuliner Bangsa Korea. Di Indonesia sudah banyak sekali restoran yang menyediakan masakan khas Korea. Restoran ini sudah tersebar di berbagai daerah di Jakarta dan mal mal besar. Dari berbagai makanan khas Korea yang sering ditemui, ada beberapa makanan yang hampir mirip dari segi rasa dan bentuk dengan makanan yang ada di Indonesia.

Dakkochi dan Sate Ayam             
Sate ayam adalah makanan yang sangat populer di Indonesia. Makanan dengan bahan dasar ayam yang di potong dadu dan di tusukkan ke dalam tusukan sate yang biasanya terbuat dari bambu ini disajikan dengan bumbu kacang atau kecap. Dakkochi memiliki kemiripan dengan sate ayam, dengan bumbu teriyaki ataupun pasta cabai (gochujang). Yang membedakan dakkochi dan sate ayam adalah ukurannya, dakkochi berukuran lebih besar.


Yakgwa dan Kue Cincin
 Bentuk dari kedua penganan ini memang berbeda, akan tetapi rasa dan warna dari kedua makanan ini mempunyai kemiripan. Kue cincin merupakan penganan khas Indonesia yang terbuat dari tepung beras dan gula, rasanya hampir mirip dengan Yakgwa yang terbuat dari tepung biji bijian dan madu.




Gangjeon dan Brondong Jagung
Tidak hanya memiliki kesamaan dari segi rasa, brondong jagung juga memiliki bentuk yang serupa dengan Gangjeon. Keduanya sama sama penganan yang terbuat dari beras yang diberi pemanis (gula). Berbeda dengan Brondong jagung yang hanya memilki rasa otentik dengan pemanis gula merah atau gula pasir, Ganjeon memiliki pilihan rasa seiring dengan perkembangan jaman. Terdapat rasa kayumanis, wijen dll.

Jeungpyeon dan Kue Mangkok
Kedua kue ini sama sama berbahan dasar beras yang diberi perisa manis dan dikukus. Perbedaan dari Jeungpyeon dan Kue Mangkok adalah, Jeungpyeon dibuat dengan menambahkan isian rice wine (makgeolli), sedangkan kue mangkok hanya dicampur dengan pemanis biasa (gula) yang memiliki warna lebih variatif, biasanya berwarna hijau (pewarna perisa pandan), merah muda (pewarna perisa strawberry), dan ungu (pewarna perisa anggur)


Kkultarae dan gulali
Keduanya memiliki tekstur yang sama dengan bentuk seperti serat benang dan berbahan dasar dari gula. Yang membedakan kedua makanan ini adalah harganya, kkultarae dijual dengan harga lebih mahal, dan memiliki isian kacang kacangan di dalamnya,dan sekilas kkultarae berbentuk seperti kepompong. Tidak seperti gulali yang disajikan dalam ukuran yang besar.

Di Kota ini Rumput laut adalah Makanan Penting





   Wando, Korea Selatan Jika ada hal seperti itu sebagai Mekkah untuk pecinta rumput laut, itu adalah di Korea Selatan..Pada pameran rumput laut internasional baru-baru ini di kota nelayan kecil di barat daya Korea Wando ada banyak hal-hal unik untuk makan, disebar di tubuh seseorang atau bahkan digunakan sebagai bahan bakar untuk mobil.Salah satu yang paling menarik adalah kios untuk mustard-infused es krim hijau, ditambah rumput laut kering diatasnya.
  Sea mustard, sejenis rumput laut, tidak hanya ada untuk perasa. "Tidak seperti es krim lain yang biasanya mulai mencair dalam 15 menit, yang satu ini berlangsung selama hampir satu jam," jelas Kim Sung-hee. "Rahasianya adalah bahan yang dapat dimakan yang tidak dapat diungkapkan ditambah mustard laut."
   Pada hari pembukaan, lebih dari 2.000 orang datang untuk miyeokguk, sup rumput laut. Penyelenggara mengatakan itu dirancang untuk menandai perayaan di tahun 2014, di mana Wando menjadi tuan rumah bagi dunia 'pertama' ganggang expo`
 Patung Duyung
    "Sejauh yang saya tahu, itu benar," kata Adam Butcher, seorang pejabat di Sea Flora Co, sebuah perusahaan organik perawatan kulit rumput laut Kanada liar. "Kami bepergian untuk menunjukkan kecantikan di seluruh dunia."
Alga tetap sesuatu dari kebaruan global sebagai makanan sehari-hari, namun di Korea rumput laut (juga disebut mikroalga laut) digunakan sebagai obat mujarab. Sup Sea-mustard secara tradisional yang harus dikonsumsi bagi ibu setelah melahirkan. Yodium yang  melimpah di dalamnya membantu wanita memulihkan darah dan menyembuhkan luka, dokter Korea mengatakan. Hal ini juga lazim dimakan pada hari ulang tahun bagi Korea dari segala usia.
Korea Selatan adalah produsen terbesar keempat di dunia rumput laut dapat dimakan, dengan output tahunan 850.000 ton, dan Wando menyumbang hampir setengah dari itu.
   
 "Wando adalah surga ganggang," kata Kim Jong-sik, gubernur Wando dan kepala penyelenggara pameran. "Selama bertahun-tahun, rumput laut telah dikenal dengan berbagai manfaat kesehatan dan keindahannya. Aku ingin melihat semua orang Korea makan hidangan atau dua rumput laut di setiap kali makan."
"Saya datang ke sini pada 2:00 Jadi, saya menunggu selama lebih dari enam jam di depan gerbang utama. Itu menyenangkan," kata turis Jepang, yang telah melakukan perjalanan ke lebih dari 150 pameran di Jepang dan bagian lain dari dunia.
Juga pada hari pertama pameran, delapan perusahaan Jepang menandatangani kesepakatan $36.000.000 untuk mengimpor mustard laut dan produk rumput laut kering lainnya dari produsen Korea.
  Wando juga kota kelahiran K.J. Choi, salah satu yang pemain golf terkenal Korea. Dia tidak lagi tinggal di kota tapi mengatakan ia memiliki rumput laut dan makanan laut lainnya dikirim lebih dari Wando ketika dia sedang di tur.
"Saya memberitahu siswa di sekolah golf saya untuk makan banyak makanan laut karena alasan kesehatan," kata istri mantan pelatih Mr Choi juga menjalankan sebuah restoran rumput laut di Wando.

Perayaan Ulang Tahun Korea




Doljanchi ( Perayaan Ulang Tahun Pertama)

 
  Dol adalah perayaan tahun pertama setelah seorang anak lahir. Pada masa lalu , hidangan yang disajikan melambangkan hal hal baik. Seperti kue beras, buah buahan dipersiapkan dan dibagikan pada para tetanggga dan  sebagai penghormatan pada Nenek Samsin yang dipercaya telah menjaga dan merawat si bayi saat kelahirannya, saat memulai kehidupan, dan memelihara kesehatannya.
   
  Tradisi ini telah diwariskan turun temurun dan menjadi perayaan penting bagi masyarakat korea. Bahkan biasanya perayaan ini diadakan di ballroom hotel atau restoran. Acara puncak dari perayaan ini adalah sebuah ritual yang disebut doljabi, yang mana sang anak di hadapkan di sebuah meja yang diatasnya diletakkan beras, uang, sebuah buku, tali dan berbagai benda lainnya untuk nantinya menjadi pilihan sang anak yang dipercaya akan menentukan nasib/ profesi sang anak di masa depannya kelak.
  Sedangkan makanan yang dibagi bagikan pada tetangga, dipercaya semakin banyak yang dibagikan, semakin banyak pula berkaat yang nantinya akan didapat. Kue yang unik adalah kue beras baekseolgi yang terbuat dari adonan tepung beras. Bahkan banyak keluarga yang membuat kue beras istimewa yang berwarna merah hingga mereka berumur 10 tahun karena warna merah dipercaya dapat melindungi sang anak dari bahaya dan roh jahat.

Source : http://english.visitkorea.or.kr/enu/AK/AK_EN_1_4_9_2.jsp